Sabtu, 17 Maret 2012

Pandangan Psikoanalisa dan Behavioristik Terhadap Manusia

Psikoanalisa
 
Psikoanalisis ditemukan di Wina, Austria, oleh Sigmund Freud. Psikoanalisis merupakan salah satu aliran di dalam disiplin ilmu psikologi yang memilik beberapa definisi dan sebutan, Adakalanya psikoanalisis didefinisikan sebagai metode penelitian, sebagai teknik penyembuhan dan juga sebagai pengetahuan psikologi.
Psikoanalisis menurut definisi modern yaitu (1) Psikoanalisis adalah pengetahuan psikologi yang menekankan pada dinamika, faktor-faktor psikis yang menentukan perilaku manusia, serta pentingnya pengalaman masa kanak-kanak dalam membentuk kepribadian masa dewasa, (2) Psikoanalisis adalah teknik yang khusus menyelidiki aktivitas ketidaksadaran (bawah sadar), (3) Psikoanalisis adalah metode interpretasi dan penyembuhan gangguan mental.
Psikoanalisis dalam pengertian lain (Hjelle & Ziegler, 1992):
  • Teori mengenai kepribadian & psikopatologi
  • Metode terapi untuk gangguan kepribadian teknik untuk menyelidiki pikiran & perasaan individu yang tidak disadari
Psikoanalisis memiliki sebutan-sebutan lain yaitu (1) Psikologi dalam, karena menurut Freud penyebab neurosis adalah gangguan jiwa yang tidak dapat disadari, pengaruhnya lebih besar dari apa yang terdapat dalam kesadaran dan untuk menyelidikinya, diperlukan upaya lebih dalam, (2) Psikodinamika, karena Psikoanalisis memandang individu sebagai sistem dinamik yang tunduk pada hukum-hukum dinamika, dapat berubah dan dapat saling bertukar energi.
     Adapun contoh dari Psikoanalisis: Hipnotis, analisis mimpi, mekanisme pertahanan diri.

Konsep Manusia Dalam Psikoanilisa

Gnothi Seauthon…! Kenalilah dirimu…! Motto ini telah mengusik para filusuf untuk mencoba memahami dirinya. Konon, motto inilah yang mendorong berkembangnya ilmu filsafat di Yunani. Dan ternyata hingga saat ini pun masih relevan
Psikologi sebagai ilmu yang mempelajari perilaku manusia telah melahirkan banyak teori-teori tentang manusia, tetapi empat pendekatan yang paling dominan dan berpengaruh adalah : Psikoanalisis, Behaviorisme, Psikologi Kognitif, dan Psikologi Humanistis. Psikoanalisis melukiskan manusia sebagai makhlik yang digerakkan oleh keinginan-keinginan terpendam (Homo Volens).
Di sisi lain, menurut Sigmund Freud, perilaku manusia itu ditentukan oleh kekuatan irrasional yang tidak disadari dari dorongan biologis dan dorongan naluri psikoseksual tertentu pada masa enam tahun pertama dalam kehidupannya. Pandangan ini menunjukkan bahwa aliran teori Freud tentang sifat manusia pada dasarnya adalah deterministik. Namun demikian menurut Gerald Corey yang mengutip perkataan Kovel, bahwa dengan tertumpu pada dialektika antara sadar dan tidak sadar, determinisme yang telah dinyatakan pada aliran Freud luluh. Lebih jauh Kovel menyatakan bahwa jalan pikiran itu adalah ditentukan, tetapi tidak linier. Ajaran psikoanalisis menyatakan bahwa perilaku seseorang itu lebih rumit dari pada apa yang dibayangkan pada orang tersebut.
Di sini, Freud memberikan indikasi bahwa tantangan terbesar yang dihadapi manusia adalah bagaimana mengendalikan dorongan agresif itu. Bagi Sigmund Freud, rasa resah dan cemas seseorang itu ada hubungannya dengan kenyataan bahwa mereka tahu umat manusia itu akan punah. Dan struktur kepribadian Dalam teori psikoanalitik, struktur kepribadian manusia itu terdiri dari  id, ego dan superego.
 Id adalah komponen kepribadian yang berisi impuls agresif dan libinal, dimana sistem kerjanya dengan prinsip kesenangan “pleasure principle”. Ego adalah bagian kepribadian yang bertugas sebagai pelaksana, dimana sistem kerjanya pada dunia luar untuk menilai realita dan berhubungan dengan dunia dalam untuk mengatur dorongan-dorongan id agar tidak melanggar nilai-nilai superego. Superego adalah bagian moral dari kepribadian manusia, karena ia merupakan filter dari sensor baik- buruk, salah- benar, boleh- tidak sesuatu yang dilakukan oleh dorongan ego.
 
 
 

 Behavioristik

Terapi perilaku [behavior therapy] dan pengubahan perilaku [behavior modification] atau pendekatan behavioristik dalam psikoterapi, adalah salah satu dari beberapa “revolusi” dalam dunia pengetahuan psikologi, khususnya psikoterapi. Pendekatan behavioristik yang dewasa ini banyak depergunakan dalam rangka melakukan kegiatan psikoterapi dalam arti luas atau konseling dalam arti sempitnya, bersumber pada aliran behaviorisme. Aliran ini pada mulanya tumbuh subur di Amerika dengan tokohnya yang terkenal ekstrim, yakni John Broadus Watson, suatu aliran yang menitik beratkan peranan lingkungan, peranan dunia luar sebagai factor penting di mana seseorang dipengaruhi, seseorang belajar. Pada abad ke-17, dunia pengetahuan Filsafat ditandai oleh dua kubu besar yakni kubu “empiricism” [physical science] dan kubu “naturalism” [biological science]. Pada akhir abad yang lalu, mempengaruhi lahirnya aliran behaviorisme dengan pendekatan-pendekatannya yang kemudian menjadi terkenal dengan terapi perilaku [behavior therapy] dan perubahan perilaku [behavior modification].


Konsep Manusia Dalam Behavioristik


Para ahli psikologi behavioristik memandang manusia tidak pada dasarnya baik atau jahat.Para ahli yang melakukan pendekatan behavioristik,memandang manusia sebagai pemberi respons(responder),sebagai hasil dari proses kondisioning yang telah terjadi.

►Dustin & George(1977),yang dikutip oleh George & Cristiani(1981),mengemikakan pandangan behavioristik terhadap konsep manusia,yakni:
1. Manusia di pandang sebagai individu yang pada hakikatnya bukan individu yang baik atau yang jahat,tetapi sebagai individu yang selalu berada dalam keadaan sedang mengalami,yang memiliki kemampuan untuk menjadi sesuatu pada semua jenis perilaku.
2. Manusia mampu mengkonseptualisasikan dan mengontrol perilakunya sendiri.
3. Manusia mampu memperoleh perilaku yang baru.
4. Manusia bisa mempengaruhi perilaku orang lain sama halnya dengan perilakunya yang bisa dipengaruhi orang lain.

►Ivey,et al(1987) mengemukakan bahwa pernah para pendukung pendekatan behavioristik merumuskan manusia sebagai manusia yang mekanistik dan deterministik,dimana manusia dianggap bisa dibentuk sepenuhnya oleh lingkungan dan sedikit memiliki kesempatan untuk memilih.Namun pendekatan behavioristik yang baru,menitikberatkan meningkatnya kebebasan dan pilihan melalui pemahaman terhadap dasar-dasar perilaku seseorang.
►Corey(1991),mengemukakan bahwa pada terapi perilaku,perilaku adalah hasil dari belajar.Kita semua adalah hasil dari lingkungan sekaligus adalah pencipta lingkungan.tidak ada dasar yang berlaku umum bisa menjelaskan semua perilaku.karena setiap perilaku ada kaitanya dengan sumber yang ada di lingkungan yang menyebabkan terjadinya sesuatu perilaku tersebut.
►Albert Bandura(1974,1977,1986) yang terkenal sebagai tokoh teori sosial-belajar,menolak suatu konsep bahwa manusia adalah pribadi yang mekanistik dengan model perilakunya yang deterministik.Pengubahan(modifikasi)perilaku bertujuan untuk meningkatkan kemampuan seseorang agar jumlah respon akan lebih banyak.








source:

http://andlovephobe.blogspot.com/2010/03/psikoanalisis.html

http://inez-bebeknarsizzz.blogspot.com/2009/11/pendekatan-behavioristik.html
 

Minggu, 11 Maret 2012

Forrest Gump

Film yang dibintangi oleh Tom Hanks ini bercerita tentang seorang anak yang memiliki IQ dibawah rata-rata, IQ yang dimiliki hanya 75. Tidak hanya itu, Forrest Gump juga memiliki kelemahan pada kedua kakinya. Dia selalu dihina dan di ejek oleh temannya, sehingga dia mencoba untuk bisa berlari.

Setelah lulus SMA, dia mendaftar masuk militer di Vietnam.Saat perang, dia menjadi orang yang berjasa karena kemampuan berlarinya. Dia menyelamatkan teman-temannya yang terluka serta komandannya. Karena hal tersebut, dia menerima Medali Kehormatan Kongres.

Setelah perang, dia menjadi atlet tenis meja sampai ke negeri Cina. Suatu hari, Forrest Gump melakukan perjalanan mengelilingi Amerika Serikat dengan berlari selama lebih dari 3,5 tahun hingga dikenal diseluruh dunia.

Suatu hari, cinta pertamanya mengiriminya surat agar dia menemui wanita tersebut, wanita tersebut ternyata sudah memiliki seorang anak laki-laki yang ternyata adalah anak Forrest Gump. Tidak lama setelah bertemu,mereka memutuskan untuk menikah, tetapi tidak lama setelah itu, istrinya meninggal dunia karena AIDS.

Forrest Gump bisa membuktikan kepada dunia serta teman-temannya bahwa dia bisa seperti orang normal lainnya yang bisa berlari walaupun memiliki kelemahan pada kakinya. Forrest Gump juga hanya tinggal bersama ibunya sehingga dia menjadi anak yang mandiri. dia tidak pernah menyerah pada hidup ini, selalu berusaha untuk bisa menjadi seseorang yang dikenal oleh dunia.

Helen Keller

Salah satu tokoh yang sehat secara mental adalah Helen Adams Keller atau yang biasa kita kenal dengan Helen Keller. Helen Keller diserang penyakit pada usia 19 bulan yang menyebabkannya buta dan tuli, sehingga ia menjadi anak yang nakal dan tidak mau belajar. Saat usia 7 tahun, Anne Sullivan menjadi guru sekaligus mentor bagi Helen Keller. Helen belajar satu kata yang diulang 30 kali dalam sehari, Helen juga belajar huruf Braille dan juga bahasa Prancis, Jerman, dan Latin menggunakan huruf Braille. Saat usia 20 tahun, Helen kuliah di Radcliffe College, Annie Sullivan membacakan buku-buku pelajaran Helen Keller dalam huruf Braille. Helen lulus dengan predikat magna cum laude dalam 4 tahun. Semasa hidupnya Helen menulis 12 buku dan beberapa artikel, beberapa buku Heleb Keller yaitu, The King Frost, The World I Live In, The Story of My Life, dll.

Kisah hidup Helen Keller bisa dijadikan inspirasi bahwa dengan kekurangan yang kita miliki, kita tetap bisa mengukir prestasi. Helen Keller yang tegar serta bertekad memiliki mental yang sehat karena bila ia tidak memiliki mental yang sehat ia akan menyerah dengan kekurangan yang ia miliki dan tidak pernah mau belajar.