Pada dasarnya antara konseling dan psikoterapi dalam hal tujuan sama-sama ingin membantu agar klien dapat menemukan permasalahan untuk kemudian dapat dipecahkan bersama-sama, namun semua itu hanya dapat terlaksana dengan baik manakala klien dapat membuka diri dan mau diajak kerjasama.
Dan adapun perbedaannya lebih kepada pendekatan dan cara penanganannya, dimana konselor sebagai mitra yang dapat memberikan masukkan dan membantu untuk memunculkan suatu permasalahan yang dirasakan klien baik masalah yang disadari maupun yang tidak disadari, sedangkan psikoterapis selain menggunakan tehnik konseling ia juga menggunakan therapy yang sifatnya lebih kepada perubahan pada prilaku yang sangat substanstib.
Selain itu paradigma yang selalu ditekankan adalah adanya rasa kepercayaan yang selalu mesti dilakukan psikoterapis buat menumbuhkan optimism pada diri klien.
1. Klien yang menjalani konseling tidak digolongkan sebagai penderita penyakit jiwa, tetapi dipandang sebagai seseorang yang mampu memilih tujuan-tujuannya sendiri, membuat keputusan dan secara umum bisa bertanggung jawab terhadap perbuatannya sendiri dan terhadap hari depannya yang lebih baik.2. Konseling dipusatkan pada keadaan sekarang dan yang akan datang.3. Klien tetaplah klien ia bukan pasien. Konselor bukanlah tokoh otoriter namun ia adalah seorang patner dari klien dalam melangkah bersama untuk mencapai tujuan yang hendak diinginkan.4. Konselor tidaklah netral secara moral , melainkan memiliki nilai-nilai perasaan dan normanya sendiri, meskipun konselor kesannya seperti memaksakan kehendaknya, namun pada dasarnya hanya ingin membantu kepada hal yang lebih baik.5. Konselor memusatkan pada perubahan perilaku tidak hanya menumbuhkan pengertian semata.
Metode Dan Pendekatan
Konseling ditandai oleh jangka waktu yang lebih singkat, lebih sedikit waktu pertemuannya, lebih banyak melakukan evaluasi psikologis, lebih memperhatikan masalah keseharian klien dan lebih memfokuskan pada aktivitas kesadaran, lebih memberikan nasihat, kurang berhubungan dengan transferens, lebih menekankan pada situasi yang riel, lebih kognitif dan secara intensitas emosi tidak begitu mendalam dan menyeluruh.
Berangkat dari pemahaman Brammer & Shostrom (1977) mengemukakan bahwa :
Berangkat dari pemahaman Brammer & Shostrom (1977) mengemukakan bahwa :
1. Konseling ditandai oleh adanya terminology seperti : “educational, vocational, supportive, situational, problem solving, conscious awareness, normal, present-time dan short term”.
2. Sedangkan psikoterapi ditandai oleh : “supportive (dalam keadaan krisis), reconstructive, depth emphasis, analytical, focus on the past, neurotics and orther severe emotional problems and longterm. Artinya segala sesuatunya lebih mendalam hingga tuntas dan semua itu perlu waktu serta proses.
Model Konseling dan Pertahanan Ego
Model Konseling dan Pertahanan Ego
a. Psikoanalisa.
Pandangan penganut aliran Freud tentang sifat manusia pada dasarnya adalah deterministic. Menurut pendapat Freud, perilaku manusia ditentukan oleh kekuatan-kekuatan irasional, motivasi yang tidak disadari. Dorongan biologis serta dorongan naluri dan peristiwa psikoseksual tertentu pada masa enam tahun pertama kehidupannya.
Fungsinya adalah sebagai wadah impuls id, untuk menghimbau ego agar menggantikan tujuan yang moralistic dengan yang realistic, serta memperjuangkan kesempurnaan. Oleh karena itu maka superego yang merupakan internalisasi standar dari orang tua dan masyarakat yang dihubungkan dengan ganjaran serta hukuman psikologi.
Mekanisme pertahanan Ego.
Mekanisme pertahanan Ego.Pertahanan Ego ini adalah perilaku yang normal dan bukan bersifat patalogis. Berikut adalah deskripsi singkat tentang beberapa pertahanan ego yang umum : Represi,Memungkiri,Pembentukan Reaksi,Proyeksi, Penggeseran, Rasionalisasi, Sublimasi, Regresi, Introjeksi, Identifikasi, Kompensasi,Ritual dan Penghapusan, Behavioristik & Humanistik.
1. Klien yang menjalani konseling tidak digolongkan sebagai penderita penyakit jiwa, tetapi dipandang sebagai seseorang yang mampu memilih tujuan-tujuannya sendiri, membuat keputusan dan secara umum bisa bertanggung jawab terhadap perbuatannya sendiri dan terhadap hari depannya yang lebih baik.2. Konseling dipusatkan pada keadaan sekarang dan yang akan datang.3. Klien tetaplah klien ia bukan pasien. Konselor bukanlah tokoh otoriter namun ia adalah seorang patner dari klien dalam melangkah bersama untuk mencapai tujuan yang hendak diinginkan.4. Konselor tidaklah netral secara moral , melainkan memiliki nilai-nilai perasaan dan normanya sendiri, meskipun konselor kesannya seperti memaksakan kehendaknya, namun pada dasarnya hanya ingin membantu kepada hal yang lebih baik.5. Konselor memusatkan pada perubahan perilaku tidak hanya menumbuhkan pengertian semata.
Metode Dan Pendekatan
Konseling ditandai oleh jangka waktu yang lebih singkat, lebih sedikit waktu pertemuannya, lebih banyak melakukan evaluasi psikologis, lebih memperhatikan masalah keseharian klien dan lebih memfokuskan pada aktivitas kesadaran, lebih memberikan nasihat, kurang berhubungan dengan transferens, lebih menekankan pada situasi yang riel, lebih kognitif dan secara intensitas emosi tidak begitu mendalam dan menyeluruh.
Berangkat dari pemahaman Brammer & Shostrom (1977) mengemukakan bahwa :
Berangkat dari pemahaman Brammer & Shostrom (1977) mengemukakan bahwa :
1. Konseling ditandai oleh adanya terminology seperti : “educational, vocational, supportive, situational, problem solving, conscious awareness, normal, present-time dan short term”.
2. Sedangkan psikoterapi ditandai oleh : “supportive (dalam keadaan krisis), reconstructive, depth emphasis, analytical, focus on the past, neurotics and orther severe emotional problems and longterm. Artinya segala sesuatunya lebih mendalam hingga tuntas dan semua itu perlu waktu serta proses.
Model Konseling dan Pertahanan Ego
Model Konseling dan Pertahanan Ego
a. Psikoanalisa.
Pandangan penganut aliran Freud tentang sifat manusia pada dasarnya adalah deterministic. Menurut pendapat Freud, perilaku manusia ditentukan oleh kekuatan-kekuatan irasional, motivasi yang tidak disadari. Dorongan biologis serta dorongan naluri dan peristiwa psikoseksual tertentu pada masa enam tahun pertama kehidupannya.
Fungsinya adalah sebagai wadah impuls id, untuk menghimbau ego agar menggantikan tujuan yang moralistic dengan yang realistic, serta memperjuangkan kesempurnaan. Oleh karena itu maka superego yang merupakan internalisasi standar dari orang tua dan masyarakat yang dihubungkan dengan ganjaran serta hukuman psikologi.
Mekanisme pertahanan Ego.
Mekanisme pertahanan Ego.Pertahanan Ego ini adalah perilaku yang normal dan bukan bersifat patalogis. Berikut adalah deskripsi singkat tentang beberapa pertahanan ego yang umum : Represi,Memungkiri,Pembentukan Reaksi,Proyeksi, Penggeseran, Rasionalisasi, Sublimasi, Regresi, Introjeksi, Identifikasi, Kompensasi,Ritual dan Penghapusan, Behavioristik & Humanistik.
sumber: http://arpan.guru-indonesia.net/artikel_detail-18306.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar